Pawai Ogoh-Ogoh Desa Tajun 2018: Kreativitas dan Soliditas dalam Bingkai Seni Budaya
18 Maret 2018 12:25:51 WITA
Ogoh-ogoh sudah menjadi tradisi dalam setiap perayaan Nyepi. Walaupun dalam Weda tidak pernah disebutkan secara eksplisit, namun eksistensi Ogoh-ogoh di setiap perayaan Nyepi menjadikannya sebuah tradisi yang selalu dinanti. Pawai Ogoh-ogoh di Desa Tajun diselenggarakan pada hari Pengrupukan (16/03/2018) setelah upacara Tawur Kasanga. Pawai dimulai pada sekitar pukul 16.00 wita dengan posisi start di depan Gria Ida Lingsir. Pada pawai ini ada 15 Ogoh-ogoh yang ikut berpartisipasi dalam menggairahkan suasana Pengrupukan. Pawai Ogoh-ogoh berjalan tertib dan lancar berkat pengaturan yang baik oleh Panitia Pawai Ogoh-ogoh, Babin dan Babinsa, Pecalang, dan penanggung jawab masing-masing sekaa truna.
Pawai Ogoh-ogoh kali ini tidak sekadar untuk euforia Pengrupukan. Namun, jika dicermati secara seksama ada nilai-nilai yang tercermin di dalamnya. Nilai-nilai yang dimaksud meliputi nilai seni, kreativitas, dan soliditas-integritas.
Berbagai bentuk kreativitas ditunjukkan dalam Pawai Ogoh-ogoh kali ini. Beberapa sekaa truna, seperti Dadia Pudeh, Puseh, Sampalan, Tunggal Purusha, Pecik Juniors, dengan memanfaatkan SDM yang dimiliki mampu membuat Ogoh-ogoh. Tentu Ogoh-ogoh karya sendiri memiliki nilai tersendiri seperti nilai memiliki dan kebersamaan walaupun secara kualitas belum bisa dibandingkan dengan karya Ogoh-ogoh Bali Selatan.
Bentuk kreativitas yang lain adalah tentu seni tabuh balaganjur. Sekaa Truna Dadia Pudeh, Sampalan, dan Arya Sentong kali ini mampu menghidupkan suasana pengarakan Ogoh-ogoh.
mSekaa truna juga mampu menjadikan momen pawai sebagai sarana menyampaikan pesan-pesan positif. Sekaa Truna Tanah Barak (Pecik) seperti biasa menyampaikan pesan-pesan tentang lingkungan dan hidup tanpa narkoba. Dadia Pudeh kali ini menyampaikan pesan antijoged porno yang sekarang sedang digalakkan oleh Dinas Kebudayaan. Melalui ogoh-ogoh Pudeh ingin mengampanyekan Joged Bali sesuai pakem aslinya.
Selain itu, ogoh-ogoh menjadi wahana penyatuan ide berbagai individu-individu dalam sebuah kelompok. Kemudian Ogoh-ogoh sebagai wahana penyatuan kreativitas antarkelompok atau sekaa truna. Buktinya Dadia Pudeh dan Sampalan dengan semngat dan tulus iklhas mengiringi pementasan Ogoh2 dari berbagai kelompok. Melalui ogoh2 nilai-nilai persatuan, kebersamaan, dan kekeluargaan antarkelompok di Desa Tajun menjadi semakin solid.
Ogoh-ogoh hampir semua berbentuk bhuta kala atau menyeramkan dan setelah pengarakan akan dibakar. Ini sebagai simbul penatralisir hal-hal negatif menjadi positif. Secara langsung memang tidak ada hubungan dengan upacara Pengrupukan. Dalam artian, Ogoh-ogoh bukan sarana upacara pengrupukan. Namun, Ogoh-ogoh dan pengrupukan memiliki makna yang sama yaitu somya (menetralisir aura negatif menjadi positif). Semoga melalui momen Ogoh-ogoh ini menjadi refleksi diri bagi semua untuk selalu membangun hal-hal positif demi Desa Tajun yang lebih baik.
Komentar atas Pawai Ogoh-Ogoh Desa Tajun 2018: Kreativitas dan Soliditas dalam Bingkai Seni Budaya
Formulir Penulisan Komentar
Layanan Mandiri
Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.
Masukkan NIK dan PIN!
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Jumlah Pengunjung |
- Selamat Natal dan Tahun Baru.
- Rapat Koordinasi Terkait RKPBDes Tahun 2025 Dan Peringatan Hari Jadi Pemdes dan Bumdes
- Posyandu Anggrek , Banjar Dinas Bakungan .
- Posyandu Mawar Banjar Dinas Pasek , Desa Tajun.
- Kegiatan Gotong Royong , di lingkungan Wilayah Desa Tajun.
- Transformasi Digital Pelayanan Publik di Kabupaten Buleleng.
- Kegiatan Posyandu Dahlia, Banjar Dinas Pudeh , Desa Tajun.
Kalender Bali
Sukai Kami
Please Bantu Kami,
×