Upacara Ngajum-Melis di Pura Bale Agung Desa Pakraman Tajun Didanai BKK Tahun 2018
23 Maret 2018 15:33:31 WITA
Desa Pakraman Tajun melaksanakan Upacara Piodalan Ngajum pada hari Selasa, 13 Maret 2018. Upacara Ngaju-Melis dilaksanakan di Pura Bale Agung/Pura Desa sebagai rangkaian upacara Nyepi tahun saka 1940.
Upacara Ngajum merupakan salah satu kegiatan yang pembiayaannya menggunakan Dana BKK tahun 2018. Sesuai dengan RAB, Dana BKK digunakan sebesar Rp 43.430.000,- untuk pembiayaan Upacara Ngajum ini. Realisasi penggunaan anggaran adalah sebesar Rp 43.415.400,- Sehingga ada silpa sebesar Rp 14.600,-. Silpa ini merupakan efisiensi penggunaan anggaran.
Kelihan Desa Pakraman Tajun, Made Sumarka, mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Bali atas bantuan dana yang diberikan melalui BKK. “Mewakili krama Desa Pakraman Tajun, saya mengucapkan terima kasih karena Dana BKK sangat meringankan beban Desa Pakraman dalam pembiayaan setiap upacara.” katanya.
Dilaksanakan pada pinanggal ping 5 sasih kedasa berkaitan dengan hari baik. “Dalam sistem padewasan pinanggal ping lima sasih kadasa merupakan dewasa ayu. Artinya, mulai munggah makrama desa dimulai pada hari yang baik dengan harapan bisa menjadi krama desa yang baik.” kata Jero Gede Dana, salah satu Jero Mangku Kahyangan Desa di Desa Pakraman Tajun. Ia juga menyatakan bahwa pelaksanaan upacara ‘Nyeeb” di Jaba Sisi Pura Bale Agung atau disebut dengan Bencingah Agung karena Jaba Sisi Pura Bale Agung merupakan tempat untuk mengundang Dewata Nawa Sanga.
Jero Gede Dana menyatakan bahwa kata ‘seeb’ yang artinya ‘melihat’ tidak semata-mata melihat pasangan pengantin lain atau memperlihatkan pasangan tetapi secara filosofis bermakna pandangan. Artinya, krama anyar (baru) harus memiliki pandangan ke depan untuk menjadi krama desa yang baik. Sementara itu ‘seeb’ yang artinya ‘nyepuh’ atau mempertajam filosofinya adalah mempertajam pikiran, perkataan, dan tindakan untuk bisa menjalankan hak dan kewajiwan sebagai krama desa.
Sementara itu, Jero Gede Dana menjelaskan bahwa makna ‘Nyeeb’ ditinjau dari banten yang digunakan secara umum adalah penyucian atau pembersihan baik buana agung dan buana alit. Berikut ini adalah makna “Nyeeb” sesuai dengan banten yang digunakan.
- Banten Prani, simbul jiwa artinya penyucian jiwa atau roh.
- Banten Biakala, bermakna pembersihan Sang Wiwaha yaitu Kama Bang dan Kama Petak.
- Pratista, bermakna pembersihan segala kekotoran diri (nglukat letehing leteh ring angga sarira).
- Durmanggala, juga bermakna pembersihan.
- Sapuh lara, bermakna menghilangkan/membersihkan ‘lara roga’.
- Rebuan, bermakna penyucian buana agung dan buana alit.
- Banten upasaksi, bermakna pemujaan kepada Sang Hyang Semara Ratih agar memberikan sinar suci sehingga perkawinan/pawiwahan yang sudah dilaksanakan berjalan langgeng.
- Api dan air. Api adalah simbul grahasati agni yaitu api sebagai upasaksi. Api dan air merupakan simbul purusa dan pradana (laki dan peremupuan) agar selalu menyatu.
- Banten soroan nyeeb yang terdiri atas ayam biing, ….., dan pelinggih merupakan simbul penyatuan Sang Wiwaha atau kedua mempelai dalam konsep purusa dan pradana.
- Celeng Bangun Urip, celeng/babi yang digunakan berwarna hitam, arahnya ke pertiwi bermakna keseimbangan.
Komentar atas Upacara Ngajum-Melis di Pura Bale Agung Desa Pakraman Tajun Didanai BKK Tahun 2018
Formulir Penulisan Komentar
Layanan Mandiri
Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.
Masukkan NIK dan PIN!
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Jumlah Pengunjung |
- Selamat Natal dan Tahun Baru.
- Rapat Koordinasi Terkait RKPBDes Tahun 2025 Dan Peringatan Hari Jadi Pemdes dan Bumdes
- Posyandu Anggrek , Banjar Dinas Bakungan .
- Posyandu Mawar Banjar Dinas Pasek , Desa Tajun.
- Kegiatan Gotong Royong , di lingkungan Wilayah Desa Tajun.
- Transformasi Digital Pelayanan Publik di Kabupaten Buleleng.
- Kegiatan Posyandu Dahlia, Banjar Dinas Pudeh , Desa Tajun.
Kalender Bali
Sukai Kami
Please Bantu Kami,
×